PEREMPUAN BERAMBUT PANJANG
Kilauan sinar itu menyinari tubuhku yang masih tergeletak di tanah yang basah , perlahan kubuka kedua mataku yang terasa perih. Entah apa yang terjadi denganku, mengapa aku tiba2 berada ditempat ini. Di tengah hutan yang sangat sunyi . Sama sekali aku bingung dengan diriku saat ini. Dengan sedikit hati-hati, aku bangun dan mencoba berteriak, berharap ada orang yang baik menolongku. Tapi, mana mungkin di hutan yang besar ini ada orang. Setelah beberapa menit kemudian, aku berjalan menyusuri hutan itu. Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat sebuah rumah yang sudah tua, tanpa berpikir lebih lama lagi, dengan cepat kaki melangkah menuju rumah itu, berharap ada orang yang mendiaminya dan akan membantuku. Akhirnya sampai juga, walau sedikit lelah. Aku mencoba mengetuk pintu, akan tetapi tak ada sedikitpun suara dari dalam rumah itu. Aku mencoba mengetuknya lagi, mungkin ketukan yang pertama pemilik rumah itu tidak mendengarnya. Namun lagi dan lagi, tak sedikitpun suara dari dalam. Akhirnya aku mencoba membuka pintu tersebut, dan ternyata rumah itu tidak ada orang. Tanpa berpikir panjang aku masuk dan melihat sekeliling rumah itu. Nampaknya penghuni rumah itu sudah lama meninggalkan tempat itu. Aku mencoba memasuki setiap ruangan, hingga aku memasuki salah satu ruangan yang membuat suasana hatiku sedikit tenang, bagaimana tidak? Di dalam ruangan itu ada begitu banyak lukisan-lukisan yang sangat indah, dan satu lagi, di pojok kamar itu terdapat piano yang masih utuh. Nampaknya pemilik rumah itu sangat menyukai seni. Setelah menikmati suasana yang ada dalam ruangan itu, aku mencoba duduk didepan alat music itu dan memainkannya. Setelah aku memainkan music itu, aku memutuskan untuk beristirahat sejenak memanjakan tubuhku yang dari tadi begitu lemah diatas kursi yang panjang .
*****
Beberapa jam kemudian, aku terbangun dari tidurku, dan kulihat disekelilingku begitu gelap dan ternyata sudah malam. Aku tak dapat melihat lagi lukisan-lukisan indah yang ada dalam ruangan itu. Sejenak ku tenangkan pikiranku, sambil berjalan entah kearah mana. Tiba-tiba, aku berada dipintu yang akan memasuki sebuah ruangan yang cukup terang. Dengan sedikit cemas aku memasuki ruangan itu. Sesampainya di dalam, aku melihat ada api yang menyala., melihat itu aku sedikit terkejut, bagaimana mungkin, di rumah yang kosong ini, dengan sendirinya api menyala. Atau inikah yang dinamakan keajaiban? Masih banyak pertanyaan yang ada dibenakku, namun aku mencoba mengabaikannya, dan mencoba mendekati api itu, sembari menghangatkan tubuh yang dari tadi kedinginan. Beberapa lama kemudian, tanpa kusadari, perlahan air mataku menetes, hingga akhirnya aku menangis ditengah kesunyian itu. Ya Tuhan, apakah yang terjadi denganku? Lirihku dalam hati. Sambil memajamkan mata, dalam diam aku mencoba menghilangkan rasa cemas. Malam semakin larut, aku mencoba menatap keluar jendela melihat ribuan bintang yang begitu banyak menghiasi langit. Lagi dan lagi, dalam hatiku berkata “ Ya Tuhan sungguh indah yang kau berikan untukku, hanya dengan melihat bintang itu perasaanku kembali tenang”. Tanpa kusadari, ternyata di luar jendala ada seseorang perempuan berambut panjang yang tengah melihatku. Perasaan yang tadi tenang kini berubah menjadi takut. Entah berapa lama, perempuan itu ada disitu. Apakah dia mengetahui segala yang terjadi denganku sejak tadi? Pikiranku kembali menghantuiku, aku mencoba mengahampiri jendela, dan mencoba tuk menyapanya. Namun, belum saja kumenyapanya, dia tersenyum dan berbalik lalu menghilang dibalik hutan itu. Aku terkejut dengan apa yang kulihat. Apakah itu benar-benar manusia? Atau malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menjagaku di tengah hutan ini? Kini, aku tidak bisa tidur, masih memikirkan segala yang terjadi denganku, dari awal aku berada dihutan ini, dan juga di rumah kosong ini. Setelah aku sadar dalam lamunanku, akhirnya memutuskan untuk tidur.
*****
Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku. Aku kembali mengingat apa yang terjadi denganku semalam. Tapi, perlahan kuabaikan semuanya, dan mulai mencari makanan untuk kumakan. Karena dari semalam aku tidak makan, mungkin itu juga sebabnya aku tidak bisa tidur. Akhirnya aku berjalan keluar dari ruangan itu, tepatnya aku berjalan ke belakang , karena ternyata yang kutempati tadi malam adalah dapur dari rumah itu. Ketika aku keluar dari dapur itu, begitu banyak buah-buahan, sayur-sayuran, dan masih banyak lagi. Bagi ku ini merupakan suatu keajaiban. Lagi-lagi dalam diam, aku berterima kasih kepada Tuhan, sungguh Engkau selalu memberikan apa yang ku butuhkan. Beberapa saat kemudian, aku mengambil beberapa sayur yang ada di kebun itu. Dan mulai memasaknya. Setelah semuanya kulakukan, tibalah saatnya aku menyantap makanan yang sudah kumasakkan. ketika aku measukkan makanan kedalam mulutku, seketika itu juga, aku kembali teringat dengan perempuan yang tadi malam melihatku. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Apakah dia sudah makan? Dimanakah dia tidur tadi malam? Sejenak aku terlena dalam lamunanku dengan segala pertanyaan yang belum ada satupun terjawab. Aku melanjutkan makanku, dan mencoba menghibur diri lagi. Setelah aku selesai makan, aku kembali kekebun , melihat pemandangan yang sangat indah, juga sejuk. Di kebun itu terdapat pohon yang sangat rindang, aku berjalan kesana dan duduk sambil menyandarkan badanku. Begitu tenang berada ditempat itu, kembali kupejamkan mataku, sembari mendengar kicauan burung yang sangat merdu. Ketika aku membukakan mataku, senyum itu kembali berada didepanku, siapa lagi kalau bukan perempuan itu. Aku memberanikan diri memberikan senyuman kepadannya. Dia terus menatapku dan terus tersenyum. Hingga akhirnya dia berjalan dan duduk di sampingku. Aku tidak berani untuk menyapanya. Aku hanya berdiam diri menunggu dia yang memulai percakapan. Tiba- tiba dia berbisik kepadaku, “jangan takut, aku tidak akan menyakitimu”. Tubuhku bergetar mendengar bisikan darinya. Tak kusangka, dia kembali berkata: “aku hanya ingin berteman denganmu, sudah lama aku bermain sendiri di tempat ini”. akhirnya aku memberanikan diri untuk menjawabnya. “terima kasih sudah mau berteman denganku, dan aku juga membutuhkan seseorang untuk berada ditempat ini”. setelah saya berkata demikian, akhirnya aku dengan dirinyapun berteman. Namun, dalam hati kecilku, bertanya: apakah dia tidak punya orang tua? Tapi, aku tak niat untuk bertanya padanya. Akan tetapi, nampaknya dia tahu apa yang aku pikirkan. Diapun berkata: “aku sudah tak punya orang tua lagi” aku hanya manggut setelah mendengar ucapannya. Beberapa jam kemudian, akhirnya aku dengan dirinya memutuskan untuk kembali ke rumah tua itu.
*****
Tak terasa, hari sudah malam, waktunya tubuh kembali berisitirahat. Kali ini, aku berisitirat dengan dirinya. Dia mengajakku beristirahat, disalah satu ruangan, dan ternyata itu adalah kamar tidur. Nyaman, itulah yang kurasakan malam ini, badan sudah tak sakit lagi. Tiba-tiba, aku kembali mendengar kalimat dari dirinya: “ terima kasih telah menerimaku sebagai temanmu” mendengar ucapannya itu, aku hanya tersenyum.
*****
Keesokan paginya aku terbangun, seberkas cahaya menyinari wajahku, perlahan aku membukakan kedua mataku, sambil bertanya dalam diri, dimanakah perempuan itu? Setelah beberapa menit kemudian aku sadar ternyata itu hanya mimpi!!!
~~ Selesai ~~
Komentar